Selasa, 29 November 2011

kumpulan naskah drama tugas bahasa indonesia sekolah

Tugas Naskah Drama Adhitya.ss SMPN 9

Mengejar bulan

Karya: Albert camus

Tokoh:Caligula, Helicon

CALIGULA masuk diam-diam dari kiri. Kakinya penuh lumpur, bajunya kotor, rambutnya basah, pandangannya nanar. Dia beberapa kali mengangkat tangannya ke mulut. Kemudian dia mendekati cermin, berhenti tiba-tiba ketika melihat bayanganya dalam cermin. Setelah menggumamkan bebebrapa kata yang tak jelas, dia duduk di kanan, membiarkan tangannya lunglai di antara mulutnya.HELICON masuk, di sebelah kiri. Setelah melihat CALIGULA, dia berhenti di sudut belakang panggung dan memperhatikan dia diam-diam. CALIGULA menoleh dan melihat dia. Hening sejenak.
HELICON (melintasi panggung) : Selamat pagi, Caius.
CALIGULA (dengan nada datar) : Selamat pagi, Helicon.
(Hening sejenak.)
HELICON : Anda tampak lelah.
CALIGULA : Cukup jauh kuberjalan.
HELICON : Yha, Anda pergi cukup lama.
(Hening sejenak.)
CALIGULA : Sulit mencarinya.
HELICON : Apa yang sulit dicari?
CALIGULA : Apa yang aku kejar.
HELICON : Maksud Anda?
CALIGULA (dengan nada datar) : Bulan.
HELICON : Apa?
CALIGULA : yha aku menginginkan bulan.
HELICON : Ah….(Hening lagi. HELICON mendekati
CALIGULA.) Mengapa Anda menginginkannya?
CALIGULA : Ah… itu salah satu hal yang belum kudapatkan.
HELICON : aku mengerti. Dan sekarang sudahkah Anda melihatnya sampai puas?
CALIGULA : Belum. Aku tidak bisa memperolehnya.
HELICON : Sayang sekali!
CALIGULA : yha, dan itulah sebabnya aku merasa
letih. (Diam. Kemudian) Helicon!
HELICON : yha, Caius?
CALIGULA : Rupanya, kamu mengira aku gila.
HELICON : Seperti Anda ketahui, aku tidak pernah berpikir begitu.
CALIGULA : Ah, yha….Sekarang, dengarkan! Aku tidak gila; kenyataannya aku belum pernah merasa begitu terang. Apa yang terjadi padaku sangat sederhana; aku tiba-tiba merasakan adanya hasrat untuk mendapatkan hal-hal yang tidak mungkin. Hanya itu. (Diam) Keadaanya sebagaimana adanya, menurutku, sangat jauh dari memuaskan.
HELICON : Banyak orang berpendapat begitu.
CALIGULA : Itulah. Namun dulu aku tidak menyadari.
Sekarang aku baru tahu. (masih dengan nada datar). Sebenarnya, dunia kita ini, tidak bisa ditolerir. Itulah sebabnya aku menginginkan bulan, atau kebahagiaan, atau kehidupan abadi- sesuatu yang mungkin kedengaran gila, namun yang bukan bagian dari dunia ini.
HELICON : Itu cukup bagus, dalam teori. Hanya, dalam praktek orang tidak dapat merampungkannya sampai tuntas.

Tikus di kolong Kamar

KARYA: Bobo, 22 Februari 2007

Pelaku naskah:Deri,Ibu

Suasana di depan sekolah pada suatu siang sepulang sekolah. Terlihat seorang anak sekolah bernama Deri membeli beberapa kantung kacang dari sebuah warung.

Ia segera pulang ke rumahnya.

Suasana rumah Deri. Deri membuka sepatu dan kaus kakinya. Ia meletakkannya begitu saja di belakang pintu rumahnya. Ia lalu segera pergi ke kamarnya. Ibunya melihat tindakan Deri.

Ibu : (marah) “Deri, sepatumu jangan diletakkan sembarangan. Kan, sudah ibu sediakan rak khusus untuk menyimpan sepatu.”

Deri : (menyeka keringat di keningnya) “Deri kan capek, Bu. Hari ini rasa nya gerah banget. Lagian, kan ada Bi Surti.”

Ibu : “Bi Surti pulang kampung selama tiga hari. Lagian, kenapa kamu menanyakan Bi Surti?”

Deri : “Biasanya kan Bi Surti yang suka membereskan sepatuku.”

Ibu : (kesal) “Untuk hal seperti ini, Ibu rasa kamu bisa me ngerjakannya sendiri.”

Deri : (segera mengambil sepatu dan kaus kakinya yang ber serakan) “Aahh… Ibu.”

Deri segera masuk ke kamarnya. Suasana berganti menjadi kamar Deri. Di kamar, terdapat sebuah tempat tidur kecil, kipas angin, meja belajar, dan sebuah tempat sampah. Deri merebahkan diri di atas tempat tidurnya. Ia melemparkan tasnya ke samping bawah meja belajarnya. Ia belum mengganti baju seragamnya. Lalu, ia menyalakan kipas angin.

Deri : (sambil membaca buku yang diambilnya dari meja belajar) “Ahh… begini kan lebih enak….”

Deri membuka bungkus kacang yang ia beli tadi. Ia membuka satu per satu dan melemparkan begitu saja kulit-kulit kacang ke bawah tempat tidurnya.

Suasana malam. Deri tidak bisa tidur. Ia mendengar suara-suara aneh.

Ciiitttt… cit… cittt…. Deri ketakutan. Dari kolong tempat tidurnya, keluar seekor tikus.

Deri kaget. Ia paling takut pada tikus. Tidak berapa lama kemudian, beberapa ekor tikus keluar dari kolong tempat tidurnya. Deri mengambil sapu ijuk.

Deri : (mencoba mengusir tikus-tikus) “Ukhhh… mengganggu saja!” (memukul seekor tikus)

Beberapa tikus malah menghampiri Deri.

Deri : (ketakutan dan menjerit-jerit) “Ibu, Ibu tolongin Deri!”

Ibu : (membuka pintu kamar Deri) “Ada apa kok kamu teriak-teriak?”

Deri : (wajahnya pucat) “Ibu, banyak si Jerry!”

Ibu : “Jerry, siapa itu Jerry?”

Deri : (menunjuk ke bawah tempat tidurnya) “Maksud Deri banyak tikus kecil.”

Ibu : (kebingungan) “Di mana?”

Deri : “Itu di bawah tempat tidur Deri!

Deri takut. Deri tidak mau tidur di kamar Deri.”

Ibu : “Ya sudah, malam ini kamu tidur bersama kakakmu saja.”

Suasana pagi hari. Ibu masuk ke kamar

Deri. Ia kaget melihat sampah-sampah berserakan di bawah tempat tidur Deri.

Ibu : (berteriak, mukanya cemberut)

“Derii…sini!”

Deri : (memakai seragam sekolah) “Ya ada apa, Bu?”

Ibu : “Lihat!” (menunjuk ke sampah yang berserakan) “Kamu jorok sekali. Pantas banyak tikus di kamarmu.”

Deri : (malu dan tertunduk) “Habis bagaimana dong?”

Ibu : “Lho kok, malah tanya. Mulai sekarang kamu harus menjaga kebersihan kamarmu. Kamu jangan membuang sampah sembarangan lagi. Kan, sudah ibu sediakan tempat sampah di kamarmu (menunjuk ke tempat sampah).

Apa perlu Ibu membuatkan plang peringatan di sini?”

Deri : “Ibu bisa saja. Deri janji tidak akan membuang sampah sembarangan lagi.
Deri kapok sama si Jerry-Jerry nakal.”

Ibu : (tersenyum) “Ya sudah, sekarang kamu pergi sekolah. Pulang sekolah nanti, kamu harus membersihkan kamar mu.”

Deri : “Baik, Bu!”

Sejak saat itu, Deri selalu menjaga kebersihan kamar nya.

Umur makhluk hidup
Karya:Anton huang
Pelaku naskah:Tuhan,Kerbau,Monyet,Anjing,Manusia
Ketika Tuhan menciptakan kerbau, Tuhan memberikan umur 50 tahun kepada kerbau. Kerbau yang kerjanya membajak sawah, bekerja keras, akhirnya bilang pada Tuhan :”Tuhan, saya tidak perlu umur terlalu lama 50 tahun bekerja keras membajak sawah. Saya cukup 20 tahun saja umurnya.” Mendengar permintaan ini, akhirnya Tuhan mengabulkan. Kerbau dikasih umur 20 tahun.  Ada sisa 30 tahun.
Selanjutnya Tuhan menciptakan monyet. Monyet diberikan umur 20 tahun. Monyet yang lucu ini menghibur manusia. Namun monyet juga protes, dia bilang :” Tuhan, saya terlalu lama kalo dikasih umur 20 tahun untuk menghibur manusia, saya minta 10 tahun saja.” Mendengar permintaan ini, akhirnya Tuhan pun mengabulkan. Ada sisa 10 tahun.
Selanjutnya Tuhan menciptakan anjing, dan diberikan umur 20 tahun. Anjing ini bertugas menjaga. Namun, sama seperti kerbau dan monyet, anjing ini cuma minta umurnya 10 tahun. Mendengar permintaan ini, Tuhan pun mengabulkan.
Selanjutnya Tuhan bilang pada manusia :”Kamu manusia, saya kasih umur 25 tahun untuk bersenang-senang, menikmati hidupmu. 25 tahun umur kamu itu tidak perlu kamu bekerja, santai-santai sajalah.
Manusia yang mendengar ini, bilang :”Yah, kok saya cuma dikasih umur 25 tahun. Tidak cukup buat saya. Saya mintanya lebih.”


Mendengar permintaan ini, Tuhan pun akhirnya bilang :
“Okelah, kamu manusia akan diberikan tambahan umur. Kelebihan dari umur kerbau 30 tahun, kelebihan umur monyet 10 tahun dan kelebihan umur anjing 10 tahun, akan saya berikan ke kamu. Jadi kamu yang awalnya dapat umur 25 tahun, sekarang mendapatkan tambahan umur 50 tahun.”
Manusia menerima itu.
Akhirnya kehidupan manusia pun :
25 tahun, masa bersenang-senang, dari sejak kecil sampe sekolah dan menamatkan kuliah.
30 tahun selanjutnya “tambahan dari umur kerbau” (umur 25-55), masa bekerja, memenuhi kebutuhan hidup, bekerja keras tiap hari selama 30 tahun, masuk kerja pagi-pagi, pulangnya sore-sore, seperti “kehidupan kerbau”.
10 tahun selanjutnya “tambahan umur monyet” (umur 55-65), masa mempunyai cucu, menimang cucu. Tersenyum melihat cucu yang manis, menina bobokkan cucu, bermain dengan cucu.
10 tahun selanjutnya “tambahan umur anjing” (umur 65-75), masa menjaga rumah. Anak-anak dan cucu pergi bekerja dan bersekolah. Saatnya di rumah.
Nah…inilah cerita yang saya dapatkan, katanya cerita rakyat Cina kuno.
Apakah seperti ini kehidupan yang saya inginkan???
Bekerja keras seumur hidup??? Lebih banyak menghabiskan waktu di kantor daripada bersama keluarga di saat masih muda? Lebih “mencintai” kantor daripada “rumah”??
Hidup adalah Pilihan.
Kisah tukang becak
Karya:
Tokoh: Ibu, Tukang becak
Ada seorang tukang becak yang sudah mangkal dari pagi, tapi belum dapat muatan. Akhirnya, setelah menunggu lama, dia mendapat penumpang juga, seorang ibu
Ibu itu memintanya mengantar nya ke tempat yang belum dikenalnya. Tapi, lebih baik ke tempat yang jauh lah, daripada hari ini nggak dapat uang, pikirnya.
Sepa...njang perjalanan, sang ibu selalu bilang
ibu: "belok kiri, Bang", dan "belok kanan, Bang" berkali-kali sampai si tukang becak bingung.

Kini mereka sudah sampai ke tempat tujuan. Ibu itu lalu menyo dorkan uang pecahan Rp. 10.000,- padanya.
Namun, tukang becak itu menangis.
Kemudian ibu itu menyodorkan uang pecahan Rp. 50.000,- padanya.
Namun ia masih menangis. Akhirnya ibu-ibu itu bertanya:

Ibu:"Bang, sebenarnya Anda mau dibayar berapa sih?" tanya ibu itu.

Tukang becak:"Saya nggak butuh uang, Bu", jawab tukang becak itu.

Ibu:"Loh, mengapa Abang nggak mau uang?"

Tukang becak:"Karena saya NGGAK TAHU JALAN PULANG Bu!!.. Wa...!!"
Membeli ayam
Karya:Agnes Davonar
Tokoh:Ibu,pedagang
Ibu pergi ke pasar mau beli ayam.Kebetulan di pasar itu ada orang utuhyang jual ayam utuh

Ibu:"Bang, ayam satu ekornya berapa..??"
Pedagang: "20 ribu, Bu..."
Ibu: "Tapi kok kurus sih, Bang..."
Pedagang: (spontan menjawab) "Yaelah.. Bu, kemoceng aja yang tidak ada dagingnya saja 18 ribu..!!"
Ibu: "???"
Tikus di hotel
Karya:Agnes Davonar
Tokoh:Tamu dari Indonesia, Resepsionis
Ada Tamu dari Indonesia yang sedang pergi ke Luar negri. Di kamar hotelnya ada tikus, binatang yang dia takuti. karena panik lupa bahasa inggris-nya tikus apa, dia akhirnya menelpon resepsionis dan berkata :
Tamu Indonesia: "You know Tom and Jerry ? Jerry now in my room.
Resepsionis: why?
Menggambar
KaryaAgnes Davonar:
Tokoh:Guru, Murid
Pada suatu hari dikelas suasananya agak ramai seorang Murid diadakan keterampilan menggambar.
murid asyik mengerjakan tugas mereka, begitu juga anak tersebut. Lalu Ibu guru
menghampiri anak tersebut,
Guru :"Tole, kamu sedang menggambar apa?"

Murid:"Sedang menggambar kuda makan rumput Bu",

Guru:"Tapi kok tidak ada gambarnya, mana gambar rumputnya?”

Murid:“Dimakan kuda Bu”,

Guru :“Lalu mana kudanya?”,

Murid:“Lari Bu, habis kelasnya berisik terus sih”
Pengemis
Karya:Agnes Davonar
Tokoh:Pengemis 1,dan, 2
Di Lorong sempit di tengah kota nampak 2 pengemis sedang asyik ngobrol .
Pengemis
Pengemis 1 : “ seharian kita mengemis , kok ya ga bisa buat beli mobil ya ? eh… ngomongin soal orang kaya, Aku ini sebenarnya keturunan orang kaya, harta peninggalan keluarga kami nggak akan habis dimakan tujuh keturunan !”
Pengemis 2 : “ L...ha trus kenapa elo jadi kere dan ngemis kaya gini ?”.
Pengemis 1 : “ Aku keturunan kedelapan …”
pengemis 2 : ''Anda bernasib malang''
Pangkas rambut
Karya:Agnes Davonar
Tokoh:pria lain, pria cukur rambut
Di sebuah tempat pemangkasan rambut, seorang pria sdg dicukur rambutnya.
Tiba2 masuk seorang pria lain yg terlihat panik&berteriak
Pria lain:"xavier, rumahmu terbakar. Ayo cepat...!!"
Spontan pria yg sedang dicukur rambutnya tersebut bangkit dari tempat duduknya tanpa mempedulikan rambutnya yg belum selesai dicukur. Dia berlari bagaikan orang gila krn panik. Setelah berlari sekitar 1 km, tiba-tiba dia berhenti.
pria cukur rambut:"Hey,Buat apa aku berlari? Namaku kan bukan xavier!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Pemesinan NonKonvensional (Non-Conventional Machining): Electrochemical Machining

Electro Chemical Machining  (ECM) adalah sebuah  proses  pemesinan menggunakan bahan  k onduktif elektrik  tanpa melibatkan kontak an...